Tantangan Arsitektur Microservice

Posted by     "Rio Swarawan" on Tuesday, July 2, 2024

Microservice adalah arsitektur pembuatan sistem yang memisahkan beberapa aplikasi yang saling berkomunikasi. Merupakan arsitektur banyak di terapkan di perusahaan besar karena beberapa keunggulannya. Meskipun arsitektur microservice memiliki banyak keuntungan, terutama pada dalam hal scalability dan reliability, ada juga sejumlah kekurangan dan tantangan yang perlu dipertimbangkan.

Microservice

1. Kompleksitas

  • Desain dan perencanaan

    Membangun arsitektur microservice memerlukan perencanaan yang matang dan desain yang kompleks. Memecah aplikasi menjadi layanan-layanan kecil memerlukan pemahaman yang mendalam tentang domain bisnis dan bagaimana layanan-layanan tersebut akan berinteraksi.

  • Kemampuan Teknis

    Dibutuhkan tim dengan keterampilan teknis yang tinggi, termasuk pengalaman dalam pengembangan, pengujian, penyebaran, dan pengelolaan layanan yang terdistribusi.

2. Pengelolaan Infrastuktur

  • Orkestrasi dan Manajemen Layanan

    Mengelola banyak aplikasi terdistribusi membutuhkan tools orkestrasi seperti Kubernetes, API Gateway sebagai pintu utama client untuk masuk ke dalam sistem, Load Balancer untuk membagi beban supaya aplikasi tidak terlalu berat dalam mengolah permintaan, dan lain-lain yang menambah lapisan kompleksitas tambahan.

  • Monitoring dan Logging

    Setiap layanan perlu dipantau dan dicatat secara individual. Ini memerlukan alat monitoring dan logging seperti New Relic, Datadog, Grafana, dan lain sebagainya. Beberapa tools bisa sangat mahal, walaupun ada juga yang bersifat open source sehingga bisa kita install di server kita sendiri. Namun kompleksitas jadi semakin bertambah.

3. Komunikasi Antar Layanan

  • Latency

    Komunikasi antar layanan melalui jaringan bisa menambah latensi, yang dapat mempengaruhi performa keseluruhan aplikasi.

  • Reliabilitas

    Layanan harus dirancang untuk mengatasi kegagalan komunikasi, seperti timeout dan retry, yang menambah kompleksitas pengembangan.

4. Konsistensi Data

  • Transaksi Terdistribusi

    Memastikan konsistensi data di seluruh layanan bisa menjadi tantangan besar. Mekanisme seperti two-phase commit atau saga pattern mungkin diperlukan, yang menambah kompleksitas.

  • Eventual Consistency Dalam beberapa kasus, data mungkin tidak konsisten secara real-time di seluruh layanan, yang bisa menjadi masalah tergantung pada kebutuhan aplikasi.

5. Biaya Awal dan Overhead Operasional

  • Biaya Infrastruktur

    Menjalankan banyak layanan kecil bisa lebih mahal dibandingkan menjalankan satu aplikasi monolitik besar, terutama di awal ketika skala belum besar.

  • Overhead Operasional

    Mengelola dan menyebarkan banyak layanan memerlukan lebih banyak otomatisasi dan pengelolaan, yang bisa meningkatkan overhead operasional.

6. Pengujian dan Debugging

  • Pengujian Terdistribusi

    Pengujian layanan terdistribusi lebih rumit dibandingkan dengan pengujian aplikasi monolitik. Setiap layanan perlu diuji secara individual, serta dalam konteks integrasi dengan layanan lainnya.

  • Debugging

    Melacak dan memecahkan masalah yang tersebar di beberapa layanan bisa sangat menantang dan memerlukan alat khusus untuk debugging terdistribusi.

7. Perubahan dan Penambahan Fitur

  • Koordinasi Antar Tim

    Setiap perubahan atau penambahan fitur yang melibatkan beberapa layanan memerlukan koordinasi yang baik antar tim, yang bisa memperlambat proses pengembangan.

  • Dependency Management

    Mengelola dependensi antar layanan bisa menjadi rumit dan memerlukan pengelolaan versi yang baik untuk menghindari masalah kompatibilitas.

8. Keamanan

  • Keamanan Antar Layanan

    Setiap layanan harus diamankan secara individual, termasuk otentikasi dan otorisasi antar layanan, yang menambah kompleksitas keamanan.

  • Permukaan Serangan Lebih Besar

    Dengan lebih banyak layanan yang berjalan, permukaan serangan menjadi lebih besar, sehingga meningkatkan potensi risiko keamanan.


Kesimpulan

Dari sekian banyak alasan keunggulan dan kekurangan mengembangkan arsitektur microservice, satu hal yang pasti adalah semua harus dapat dihitung dan memiliki success metric yang jelas. Beberapa tantangan yang saya sebutkan di atas, yang paling banyak menjadi sorotan adalah kompleksitas dan sumber daya. Kedua hal tersebut berhubungan erat dengan biaya yang dibutuhkan untuk merancang, membangun, dan mengelola arsitektur microservice.

Namun, jangan khawatir.. Dibalik tantangan pasti ada keunggulan. Apa saja?